Wednesday, June 11, 2008

Daddy You're My Hero

Bapak...
Apa kabar?
Riri kangen Bapak...
kangen dan rindu sekali.

Riri juga kangen sama masakan Bapak.
peluk cium dari gadis perempuan-mu, Pak
===============

.....I love you daddy
you are my hero
you are my superstar......

Monday, June 09, 2008

Mie Gondangdia


"Ojo lali kabari aku nek ke Jakarta yo. Aku arep ngejak Bli nang Mie Gondangdia. Mie bersejarah (lebih dr 40 thn). 20 menit dr kantorku. Menu fav. mie ayam asin, mie Yamien. Slurrrp,"

Tengah malam sedang mencari usulan berita...tiba-tiba mata tertumbuk pada website kompas.com. Disitu ada kolom mengenai wisata kuliner. lha, kok ada menu favorit-ku: Mie Ayam. Walaupun kadang maem mie ayam bikin eneg...tp ngeliat pangsit Mie Gondangdia yang mengkilat tertaburi kuah minyak plus bakso kenyal-nya itu loh...whuahhh, jadi ngiler. Langsung aja deh, tangan ini ga tahan SMS Bli Arya, teman sepermainan asal Bali. Kami berdua punya hobi yang sma, ngiteri dalanan nggo mangan. walah susah banget ya ngomongnya...maklum baru belajar bahasa Jawa. Maksudnya adalah jajan alias wisata kuliner.

Berdasarkan tulisan di portal cool versi Cakram itu, Mie Gondangdia didirikan oleh seorang imigran Hong Kong, Toe Wah Seng. Pria yang sudah memiliki bakat meracik masakan ini memilih berjualan mie karena makanan yang sarat tepung dan karbohidrat itu merupakan makanan tradisional Tiongkok, negara asal mereka. Wah Seng beserta isterinya,Kwi Fong, memulai usaha mi-nya sebelum 1968, di Tanjungpriok.

Karena satu dan lain hal, Wah Seng memindahkan usahanya dari Tanjung Priok ke Gondangdia. "Karena Ibu saya pernah lama tinggal di Gondangdia, akhirnya mereka mencari tempat di kawasan ini. Sebelum jadi tempat makan ini, tempat ini udah berganti beberapa usaha. Yang saya tahu, waktu itu jadi toko daging sapi. Trus jadi warung mi ini," papar Rino, cucu Wah Seng.

Keberadaan mie ini bersamaan dengan berkuasanya mantan Presiden RI, almarhum HM Soeharto. Karena kawasan ini elit dan masyhur sebagai tempat nongkrongnya remaja sugih, tidak heran bila putra almarhum Soeharto yaitu Bambang Trihatmodjo dan Tommy sering mampir ke warung mi ini. Dan ga heran juga harga mie ayam lebih tinggi dari harga mie ayam pasaran. Mie Ayam lengkap dengan tiga bakso, dua pangsit basah plus daging ayam cincang dibanderol seharga Rp. 19 ribu. Sedangkan mie ayam polos Rp. 12 ribu.

Aku membayangkan akan serasa menikmati bakso racikan langsung si engkoh ketika masih hidup. Itulah kenapa kebanyakan penggemar wisata kuliner masih setia menyambangi restoran, rumah makan atau bahkan warung kaki lima yang sering dikunjungi sedari mereka kecil. Dengan memakan menu yang sama, ditempat yang sama, mengulang memori indah dulu. Makanan bisa dibilang obat melawan lupa.

Well, Mudah-mudahan Bli Arya belum tidur. Jadi, dia bisa membayangkan lezatnya kuah panas plus pangsit yang terlumuri bumbu daun bawang, hehe..he. Ayo Bli, cepat pulang. Kutunggu agenda wisata kuliner kita.
Serbuuuu!! (emang cuma FPI (Forum Perempuan Idaman) aja yang bisa nyerbu??? ;)

Pesan Sang Duda Solo

Duda Solo Tanpa Anak
43/170 cm/65 kg/Islam/Jujur/Perhatian
/sayang keluarga/duda tanpa anak/karyawan swasta/sehat bugar/Jabodetabek.

mendambakan:

40-43/150-165/Islam/kuning langsat/Wanita/perawan atau janda/berjilbab/
ibu rumah tangga atau bekerja/
sayang pada keluarga/perhatian/bertanggungjawab/menerima suami apa adanya/Jabodetabek.
===============================================================================================

"Waipoooo, ini lo ada duda non anak...Waipo mau daftar, ga?"ucap-ku sambil terkikik mencandai Nenek Poni yang sedang menyetrika. Waipo merupakan panggilan kesayangan-ku pada nenek Poni. Dalam bahasa Mandarin, Waipo sama saja berarti nenek.

hi..hi.hi, si Waipo yang awalnya konsentrasi nyetrika malah nyengir dan tertawa. "Walah mbak. Duda kui gelem ra karo nenek-nenek sing wis ndue cucu limo,"tantang Waipo sembari hilir mudik mengambil pakaian yang belum rapih.

Aku yang sedang membaca koran sembari mencari usulan berita, malah ikutan ngakak. Forum Kontak Jodoh disebuah harian nasional secara ga sopannya, langsung membetot perhatian mata-ku. walah, kemayu, hehehe. Kemudian langsung saja aku menunjukkan foto sang Duda tersebut pada Waipo. "Piye, ganteng ra,?"ujar saya menggoda Waipo. "Cakep looo, tapi udah ada uban, ni,"goda saya pada Waipo. Rambut sang duda ganteng itu memang ditumbuhi rambut yang memutih secara signifikan.

Huahhaahhaa, Waipo langsung melengos dan mungkin saja didalam hatinya dia juga geli sembari berucap: "oalah, bocah kos iki kok ya gendeng!!!,"

Peace, Waipo :)

Tuesday, June 03, 2008

Hanya Ingin Menangis

Hanya ingin diam...akhirnya menangis.
haru biru...

Sesiangan hanya ingin terus begitu.
Sebuah artikel dari sahabat maya mampu mengobrak-abrik segala kecuekan dan keacuhan diri.

Thanks to Paklik yang sangat tidak cerewet atas postingan blog-nya yang mampu membuat aku diam dan menghentikan seluruh kegiatan.