Monday, May 30, 2011

Salam dan Kasih Sayang

Pertama kali merasakan pelukan dan ciuman hangat, ya di mesjid ini. Selalu ketika bertemu antara satu dengan lainnya, kami mengucapkan: “Assalamu'alaikum warahmatullah,” Sungguh keakraban itu langsung terjalin di Masjid Agung Sunda Kelapa melalui divisi Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA). Padahal antara satu dengan lainnya tidak saling mengenal. “Kamu siapa?”tanya Chici, teman SDTNI 41 ketika tiba-tiba ada gadis muda yang 'ujug-ujug'datang, menyalaminya dan mencium pipi. Ada pelukan hangat seperti teman lama saja. Lalu gadis muda dengan wajah ceria itu bilang: ”Loh, kan katanya sesama anak RISKA, kalau bertemu saling bersalaman dan mencium pipi,” Saat itu kami baru saja mulai akrab dengan sesama RISKA-der lainnya. Baru gabung ceritanya.

Awalnya saya juga ga terbiasa dengan pelukan hangat, cipika-cipiki sesama akhwat (perempuan). Terlalu banyak basa-basi. Biasanya kalau bertemu teman, hanya menyapa: “Haii, gimana kabar lo?,” Ya, tetep sih menyambut dengan nada gembira. Tetep beda banget ketika dari kejauhan kita melihat teman. Begitu mendekat langsung disambut dengan salam, “Assalamu'alaikum, adik. Sibuk apa sekarang?” glek... “uuhmm, ehmm, Wa'alaikum salam, embak..engga sibuk sih. Cuma sok sibuk,” halah. Kok jadi salah tingkah gini sih.

Gak cuma dengan satu orang. Tapi juga dengan semua orang yang ada disana. Empat-lima, bahkan sampai sepuluh orang kita bisa mengucap salam berikut menanyakan kabar secara berurutan. Ya, itu tergantung seberapa banyak orang yang ada disitu. Kadang ngerasa capek sendiri. Dalam hati: “Bisa kan ya, kita cuma melambai untuk menandakan kita menghargai keberadaan mereka,”

Dahsyat. Ketika bertemu, berucap salam. Saat perpisahan, juga ada salam berikut doa. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh memiliki arti “Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu.” Maha suci Allah...indaaah banget artinya. Seringkali dengan mengingat makna-nya, membuat saya terharu. Bahkan bisa menangis. Itu yang cukup ampuh meluruhkan ego saya untuk tidak menahan lagi mengucapkan salam. Ada kasih sayang didalamnya. Tapi selain itu, sebuah salam juga berarti sebagai pengingat (dzikr) pada Allah SWT, pengingat diri serta pernyataan bahwa kedekatan kita membuat aman orang sekitarnya.

Hal itu sudah diungkapkan oleh Ibnu Al-Arabi didalam Ahkamul Qur’an: “Tahukah kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.’

Kesimpulannya, bahwa Salam berarti, (i) Mengingat (dzikr) Allah SWT, (ii) Pengingat diri, (iii) Ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim, (iv) Doa yang istimewa, dan (v) Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘anda aman dari bahaya tangan dan lidahku’

Buat saya sih udah hebat banget bisa mengucapkan salam secara lancar *ciieeeh, eh bener ga sih gue lancar tur ikhlas- insya Allahhh* Ketimbang dulu yang pecicilan. Sampai sekarang sih juga masih. Tantangan saya adalah membiasakan mengucapkamn salam tidak hanya di RISKA tapi juga dikehidupan sehari-hari.

Terkadang suka masih kaget kalau ada yang menjawab dengan salam yang lengkap. Pernah pada suatu kali sepulang dari rumah kakak mentor saya, mbak Yani, saya berucap salam. Kemudian beliau menjawab: “Wa'alaikumsalam Wraahmatullah,” langsung saya berbalik badan “wadu, panjang bener mbak salamnya,” Kemudian mbak Yani mengatakan: “Salam itu-kan doa Riri,” Saya hanya bisa cengengesan gak jelas sambil manggut-manggut.

Tapi satu hal yang seringkali membuat saya tersentuh, kami semua dieratkan bukan semata karena anak RISKA, komunitas Sunda Kelapa. Tapi karena ada ikatan kasih sayang sesama muslim.

*Segala puja-puji hamba haturkan pada-Mu ya Allah. Tuhan pemilik Arsy yang megah. Sekiranya bukan karena kasih sayang-Mu, maka hamba tidak kau pertemukan dengan orang-orang yang tawadhu dan istiqomah seperti mereka. Tetapkanlah hamba untuk berada di jalan-Mu”

1 comment:

ngadmin said...

luar biasa...