Saturday, March 31, 2012

let it flow

"Cih, Ciputat ini bukan mau gue ditempatin. Gue heran kenapa sampe nyasar ke sini,"sahut saya masih melihat-lihat jalanan Ciputat yang cukup ramai disiang hari," Terdengar suara Cicih terkekeh sembari menyetir motor. "Udahlahhh, lupain itu yang namanya Petromax atau apalah itu namanya perusahaan. Sapa tahu rejeki lu emang di Ciputat. Sapa tau sekalian dapet jodoh juga,"

uuugh, doi mah mikirnya gitu. "tapi kan Ciputat macet puolll, Cih. ya udah deh, entar tiap pagi gue nebeng lu. Pulang nebeng juga yak!" TIba-tiba Cicih berkata" yee, enak aja. Gue mah di Matraman ditempatinnya," arrhhgghh Cicih curang nih. ga kebayang harus ngangkot dari Ciputat- Bangka:) heuheuheu.

he he he, engga kok Cih. Gue mulai belajar untuk tidak berkata: boleh dan ga boleh sama Allah. Gue ga mau mendahuli keinginan Allah dengan memvonis bahwa ini baik dan itu buruk. Setidaknya gue punya penilaian tertentu terhadap suatu kejadian. Apa yang dirasa baik, gue jalanin. Walaupun masih suka heran dengan perjalanan hidup gue yang makin lama posisi aktivitas gue makin ke daerah selatan. Bahkan udah masuk Tangerang.

Penasaran nih, kejutan apa yang akan dihadiahkan Allah untuk gue. Semoga kado-nya tepat pada 12 April ya Allah *heuheuheu*

semalam horor

ah, semalam adalah malam yang paling horor buat saya pribadi. beneran deh. saya mendapati ada kelainan dengan salah satu organ tubuh saya. Ada bercak darah. warna-nya tidak seperti biasa. sampai-sampai berpikir, apa salah saya sama orang lain terutama orang tua. Mudah-mudahan ini bukan adzab dari Allah.

Ga menunggu waktu lagi. Sepulang "ngebolang" bersama Cicih dari Ciputat, saya langsung browsing internet terkait dengan kelainan tersebut. Waktu dua jam rasanya tidak cukup mengobati rasa penasaran saya. Akhirnya keesokan harinya, kembali saya menyambangi Paman Google. aaarrrgh, paparan seorang dokter membuat jantung berdegup keras.

Otot wajah saya mengencang. Saya takut ada apa-apa. Karena inilah pengalaman yang agak mengerikan seumur hidup saya. Sewaktu Ibu menelpon menanyakan kabar saya, lidah ini rasanya kelu. Tidak tega jika harus mengkhawatirkan beliau. Biarlah untuk sementara waktu sebelum diagnosis jelas, info tersebut saya simpan dulu. Dengan berbekal informasi, maka saya berencana ke rumah sakit yang dirujukkan untuk mengetahui kelainan tersebut.

Mudah-mudahan saya bisa lebih hati-hati dan ga sembrono dalam menjalani aktivitas hidup. Semoga senin atau selasa mendatang, saya mendapati kabar yang sejelas-jelasnya.
Ya Allah, hamba meyakini Engkau Maha baik dan berada dibalik semua ini. Semoga dengan sakit yang kau titipkan pada hamba, akan lebih mendewasakan dan mengugurkan dosa-dosa hamba.