Friday, January 04, 2008

Jurus Marketing Jitu

Saya kesal. Iya, bener deh. Jujur, kesal saya semakin menjadi. Awalnya ada rasa senang yang menyeruak, ada harapan yang timbul sejak membaca iklan beasiswa. Iklan yang terpapar di sebuah koran nasional berbahasa Indonesia yang katanya beroplah tertinggi di dunia, membuat saya kepincut.

Langsung saja saya meng-klik website beasiswa dari sebuah perusahaan Jepang tersebut. Terdapat dua program. Salah satu programnya adalah East-West Leadership Program (EWKLP). Saya memang sudah mencetak berkas. Tapi kemudian ada pilihan untuk apply secara online yang langsung terhubung dengan Japan American Management Scholarship (JAIMS). Ternyata sekali mengklik, itu hanya dijelaskan apa proyeksi EWKLP. JAIMS merujukkan saya untuk by applying online. Tapi ternyata itu disambungkan pada program lainnya, yaitu Intercultural Management Program (ICMP).

Sbenernya aplikasi keduanya hampir mirip dan bahkan sama persis. Namun jadwal dimulainya program berbeda. Deadline aplikasi EWKLP yaitu tanggal 15 Februari. Sedangkan ICMP pada akhir January. Mbundettt. Bolak-balik selama beberapa hari ini saya berusaha mencari dimana link online EWKLP dan Fujitsu. Namun selalu tersambungkan pada link online ICMP. Saya pikir kedua program tersebut sama. Kemudian saya coba apply online. wallah, buntut-buntutnya, pada akhir lembar aplikasi tertulis, bahwa aplikasi saya tersebut tidak lengkap jika belum ada biaya pembayaran. Lha, ketahuan kannnn....

"Itu namanya jurus marketing jitu jaman sekarang. Sekarang coba deh lu pikir, dapet apa sih JAIMS kerja sama dengan perusahaan itu. Beasiswa itu cuma ajang promosi doang,"cetus Edoy.

Saya yakin bahwa perusahaan Jepang itu benar-benar membuka kesempatan beasiswa. Namun cara yang berbelit seperti sengaja mengarahkan kita untuk mencoba melamar online dan tersambung dengan lembaga pendidikan profit. Awalnya demi alasan efisiensi waktu dan biaya saya berharap untuk mengirimkannya via online dan melalui perwakilannya di Jakarta.

Tapi di peraturan tertulis bahwa semua berkas dikirim langsung ke markas besar di Hawaii. Bahkan yang sangat mengherankan adalah meminta transkrip nilai dikirim langsung dari universitas tempat kita memperoleh ijazah itu ke Hawaii. Gile apa ya... Beasiswa prestisius semacam Fullbright atau Chevening bahkan Stuned aja rela hanya dikirim transkrip nilai dan ijazah yang terlegalisir oleh kampus.

Surat rekomendasi juga perlu dikirimkan langsung via post ke Hawaii. Kenapa sih, ngga langsung saja ke perwakilan di Indonesia ?

"Ya, itu artinya kalau lu mau ikut beasiswa, lu harus kirim langsung ke Hawaii sono," Edoy kembali ngomporin.

Menyerah??? tak usahlah ya. Tapi saya tetap tidak akan meminta kampus di kota Gudeg mengirimkannya. Ya biarkan saja saya yang sekalian melampirkan transkrip dan ijazah terlegalisir.

No comments: