Monday, March 03, 2008

Gambir-Solo Balapan

Gambir 20.00-Solo Balapan 04.00

Whuaaaaa, akhirnya saya ke Jogja juga. Yessss. Oye. Tepat setelah saya menerima tiket kereta Gambir-Solo Balapan, saya tertegun. Saking girangnya dengan rencana ke Jogja pada long weekend tanggal 20-22 Maret nanti, saya hanya bisa tertegun. Dalam hening saya menyesapi gembira. Hati saya diselimuti keriuhan.

Diperjalanan pulang, pikiran saya langsung menjalar kemana-mana. Engg, nanti saya mau wisata kuliner kemana yaaa. Makan jaddah Kaliurang, sepertinya enakkk. Nyicip bakmi Jawa Mbah Mo yang moantap itu, ngga mungkin terlupa dan harus dijajal. Rujak Es krim di Pakualaman bikin tenggorokan nyessss. Bertahun lalu, saya sering mangkal disitu sembari menyeruput rujak es krim yang letak gerobaknya persis dibawah pohon rindang Pakualaman.

Attaaauu...nonton sampai mampus VCD bajakan yang disewa dari Jakal. Tapi yang paling seru adalah mborong buku di Social Agency. “Buku di Jogja jauh lebih murah ketimbang di Jakarta,”ungkap mbak Luwi ketika dulu pernah sharing tentang kehidupannya di Jakarta.

Yang jelas, hati saya deg-degan...mengharu-biru. Bahkan walau hanya menyusuri sepanjang jalan Mangkubumi sampai stasiun tugu saja, memori dulu yang pernah saya rangkai di kota itu kembali berjejalin. Saya hanya bisa duduk termenung. Dalam diam, seolah bisa mengingat, mengorganisir, dan mengintrodusir apa saja yang saya perlu lakukan supaya jadwal lebih efektif untuk kunjungan yang singkat.

Iya, saya kangen Jogja lebih dari kota manapun setelah Bandung. Jogja adalah klangenan. Disanalah saya belajar hidup. Tapi misi utama saya adalah menengok eyang yang untuk waktu lama tidak pernah saya kunjungi atau bahkan telepon sekadar menanyakan kabar. Maafkan saya....

Tapi janji deh, begitu sampai di Jogja, Riri akan mengantar eyang belanja ke pasar favorit eyang, Pasar Kranggan. Sudah tidak sabar rasanya mendengar lagi celotehan eyang dan kawan sepermainan ala Jogja. Dab, jal, gondes, cuk..atau bahkan asssuu, merupakan akhiran dari sebuah celotehan yang biasa dilontarkan oleh teman-teman saya di Jogja. Saya juga kangen dengan gerutu eyang. Pokmen khas Jogja banget deh. “Aku ki wis tuo. Mugo-mugo diparingi umur karo Gusti,”ungkapan jitu ala eyang Uti kalo kecapekan.

Yang jelas saya akan memberi surprise pada eyang, Cece dan Nope serta temans UKM TKD saya. Mudah-mudahan saya baru bisa mengucapkan: “Gue di Jogjaaaaaaa. Yes. This is Jogja,” ketika saya benar-benar sampai di stasiun Tugu.

Hayo, siapa yang mau ikut saya ke Jogja?

No comments: