Monday, March 24, 2008

Lu Jual, Gue Beli !

Pemilihan Badan Pengawas Pemilu 2009 (Bawaslu) di DPR minggu lalu menjadi perbincangan hangat di kantor kami. "Sebetulnya ada kandidat yang lebih baik, bahkan terbaik..Tapi ya itu..sudah kayak politik dagang sapi,"ulas saudari saya yang ketika itu berbaju merah.

Sebetulnya dari awal saya juga tak setuju tentang penentuan kuota keanggotaan wanita, baik di DPR maupun dilembaga independen. Ketika kuota ditetapkan, maka mau tak mau harus memenuhi sejumlah kuantitas tersebut padahal tidak ditunjang dengan kualitas para kandidatnya. Syukur-syukur kandidat perempuan yang terpilih memiliki skill mumpuni. Setahu saya menjadi anggota Bawaslu tidak saja menjadi pengawas jalannya pemilu yang Good coorporate Governance tapi mereka juga musti mempunyai konsep dan merupakan orang yang visioner.

Ternyata era reformasi sungguh tidak membawa perubahan banyak bagi terbentuknya sistem pemerintahan jujur dan adil. Kalau mau jujur, memangnya calon yang sudah di ACC oleh para anggota DPR yang terhormat itu bisa dipertanggungjawabkan kredibilitasnya. Kalau mau jujur lagi, siapa sih backingan mereka. Terlalu naif rasanya kalau kita tidak melihat siapa mendukung siapa..siapa menitipkan siapa dan siapa berkepentingan disitu.

Ya, akhirnya politik dagang sapi tidak semata menjadi teori penghias buku Tata Negara saja, tapi betul-betul terealisasikan. Dari sumber yang terpercaya---cieeehhh---pemilihan anggota Bawaslu kemarin menyaring kandidat perempuan yang kapabilitasnya diragukan. "Masak dari total 200 soal, cuma 50 soal saja yang sanggup dikerjakan selama 2 jam,"ujar perempuan berbaju merah itu. Ironisnya, justru merekalah yang terpampang masuk daftar salah seorang kandidat Bawaslu. Terbukti, kan, DPR saja yang diharapkan bisa independen memilih, malah justru sangat berkepentingan dalam pemilihan kali ini. hoho..ho tentu saja. Dimana ada fulus, disitulah konstelasi politik bermain.

Huhhh, susah memang mengubah atau minimal memperbaiki mentalitas pedagang. Semua posisi politis pasti akan ada permainan politisnya. Akhiranya semuanya bermuara pada : "Lu jual, gue beli!!!"

No comments: