Tuesday, November 09, 2010

Dunia ditangan, akhirat dihati

"tuh orang kaya banget. tapi kira-kira bahagia, ngga ya??,"ucap salah seorang kawan karib saya setiap berhadapan dengan sosok pengusaha suskes.
lucu juga ya. kenapa dia selalu mempertanyakan itu. "Ah lu aja yang sirik dan gak mampu seperti dieee,"ucap saya nyerocos..

tapi setelah dipikir-pikir lagi, ada benarnya juga pertanyaan tadi. kita sebagai manusia cenderung mematok ukuran keberhasilan pada orang lain yang lebih berkecukupun. patokan itu semakin meningkat kala kita menemukan sosok orang yang lebih kaya. begitu seterusnya. lelah. capek mata karena kadang kita terlalu silau dengan gemerlapnya harta. juga sekaligus capek hati mengingat ketiadaan rasa syukur pada apa yang dimiliki.

jangan salah. saya juga seringkali merasa demikian. sibuk berkarir, meluaskan jejaring dan berusaha menambah pundi-pundi uang melalui berdagang. semua itu beralur cepat dalam hidup sampai suatu ketika saya mendengar tukang cuci dikos berucap syukur alhamdullilah saat Ia bisa makan sahur hanya dengan segelas teh manis saja.

sontak saya memburunya dengan pertanyaan: "trus ibu gak laper siang-nya? trus Ibu kuat? beneran, Bu?" hanya senyum simpul yang diatunjukkan. "yah abis mau makan apa lagi neng Ibu-mah syukurin aja makanan yang ada. Dikasih orang, syukur. gak dikasih juga kagak apa-ape,"ucapnya dengan logat Betawi yang kental.

Dari sana ingatan saya kembali disegarkan. terkadang saya terlalu menuntut diri untuk meraih A-B-C dengan kalkulasi logika. kalau kita meraih dunia dengan segenap kekuatan daya dan pikiran, apa yang kita inginkan pasti terengkuh. padahal ada banyak variabel yang membuat keinginan kita itu akhirnya tandas. Jangan sampai ketika ingin meraih dunia, kepentingan akhirat terlupakan.

Berpikir logis itu adalah keharusan. Hanya saja tidak bisa semua dihitung dengan materi. hal yang tidak bisa dihitung itu adalah kebahagiaan. ohh, jadi ini maksud dari ungkapan seorang sahabat hati yang mempunyai motto hidup: "Dunia ditangan, akhirat dihati,"

No comments: